Pernahkah kamu mengira kamu bakal menonton sesuatu lalu tengah – tengah film kamu depresi berat?
Itulah perasaanku dengan ‘The Danish Girl’.
Data film :
Judul : The Danish Girl
Sutradara : Tom Hooper (The King’s Speech, Les Misérables)
Tahun Keluar : 2015
Genre : Drama/Romance
IMDB Rating : 7/10
Trailer :
Film ini bercerita tentang Einar Wegener (Eddie Redmayne) yang membantu istrinya, Gerda Wegener (Alicia Vikander), untuk menyelesaikan sebuah lukisan dengan memakai stocking wanita sebagai ganti model aslinya. Einar lalu menyadari bahwa dia menyukai sensasinya dan perlahan – lahan menyadari bahwa dia seorang wanita di dalam, dan dimulailah perjalanannya untuk mendapatkan tubuh seorang wanita ditemani dengan istrinya yang ragu – ragu.
‘The Danish Girl’ lumayan kontroversial jika kamu mengingat ini adalah film mengenai seorang transgender dan bagaimana di tahun itu hal ini merupakan hal yang tabu. Yah sampai sekarang masih lumayan tabu sih, tapi setidaknya sekarang umumnya kamu nggak bakal dimasukkan rumah sakit jiwa jika kamu berkata kamu ingin operasi pergantian kelamin.
Film ini berdasarkan sebuah buku dengan judul yang sama karya David Ebershoff. Baik buku dan filmnya berdasarkan sebuah kejadian dan orang – orang yang nyata, tetapi begitu didramatisir hingga nyaris fiksional. Memang ada seseorang bernama Einar Wegener di Denmark yang merupakan salah satu (bukan pertama!) orang yang menjalani operasi pergantian kelamin untuk sepenuhnya menjadi Lili Elbe (seharusnya namanya bahkan bukan Elbe tapi Isle Levenes, mereka mengganti namanya menjadi Elbe supaya lebih ‘cantik’), dan ia memiliki seorang istri bernama Gerda Wegener.
Detail – detail lain seperti fakta bahwa hubungan pernikahannya dengan Gerda tidak seromantis di film ataupun buku.. atau bahwa Gerda sebenarnya lebih menyukai perempuan daripada laki – laki… atau hal – hal kecil seperti tidak pernah ada adegan pukul – pukulan muncul di sepanjang film.
Meski begitu, aku bisa mengerti si penulis mengganti aspek – aspek ini supaya ceritanya lebih laku di pasar perfilman. Karena hal – hal tidak akurat ini, filmnya sempat mendapat protes, terutama dari komunitas transgender. Di sisi lain, karena suksenya film ini, Denmark sempat mengadakan art exhibition dari lukisan – lukisan karya Einar dan Gerda Wegener, dan semakin banyak orang tahu hal – hal ini. (Termasuk aku!)
Jika kamu menonton trailernya, kamu sudah menonton bagian – bagian penting dari filmnya jujur saja. Kecuali kamu mau menonton nyaris 2 jam dari perasaan rumit dan mempertanyakan hal – hal seperti seksualitas dan gender, aku sebenarnya tidak bakal menyarankan untuk menontonnya. Jalan ceritanya sangat pelan dan aku hanya merasa kasihan sepanjang film untuk Gerda karena BAYANGKAN JIKA SUAMIMU TIBA – TIBA MENYADARI IA SEORANG WANITA. Jujur saja aku tidak yakin aku bakal bisa setenang dan sabar Gerda di film.
Ratingku : 2/5, iya ini film dengan sinematografi bagus, akting luar biasa, menangani topik sulit dengan baik…tapi aku depresi menonton film ini sialan! Aku serius nggak bakal merekomendasikan keluarga dan teman – temanku untuk menontonnya kecuali mereka memang nggak ada tontonan lain.
Leave a comment